Masa depan mata uang fiat tradisional di Asia dihadapkan pada ancaman sekaligus peluang besar dengan munculnya Central Bank Digital Currency (CBDC). CBDC, yang merupakan bentuk digital dari mata uang fiat yang diterbitkan dan diatur oleh bank sentral, diperkirakan akan merevolusi sistem pembayaran dan keuangan di seluruh benua. Sementara beberapa melihatnya sebagai evolusi alami uang, yang lain memperingatkan potensi gangguan terhadap stabilitas moneter dan perbankan komersial.
Salah satu ancaman utama bagi mata uang fiat tradisional adalah potensi penarikan dana massal dari bank komersial menuju CBDC, yang dikenal sebagai “bank run” digital. Jika CBDC menjadi terlalu menarik, terutama jika ia menawarkan suku bunga, ini bisa mengurangi likuiditas bank komersial dan mengganggu model bisnis mereka. Hal ini memaksa bank sentral untuk menyeimbangkan inovasi CBDC dengan kebutuhan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan yang ada.
Di sisi lain, CBDC menawarkan banyak peluang bagi negara-negara Asia. Ini dapat meningkatkan efisiensi sistem pembayaran, mengurangi biaya transaksi, dan mempercepat inklusi keuangan bagi populasi yang tidak memiliki rekening bank. Di negara-negara dengan populasi yang tersebar luas atau infrastruktur perbankan yang terbatas, CBDC dapat menyediakan akses yang lebih mudah dan aman ke layanan keuangan, memfasilitasi transaksi lintas batas yang lebih cepat dan murah.
Banyak bank sentral di Asia, termasuk Tiongkok, India, dan Singapura, sedang aktif menjajaki atau bahkan menguji coba CBDC mereka. Tantangannya adalah merancang CBDC yang aman, efisien, dan dapat diterima secara luas, sambil mengatasi isu-isu privasi data, keamanan siber, dan interoperabilitas dengan sistem pembayaran yang ada. Keberhasilan implementasi CBDC akan membentuk ulang lanskap keuangan di Asia, menghadirkan era baru bagi mata uang dan pembayaran.
